Dulu, para sepuh sempat menganalogikan dunia batin dan kehidupan orang Jawa dengan arif dan cantik. Konon, apabila digambarkan secara simbolis, dunia batin orang Jawa diibaratkan sebuah telaga yang luas dan dalam. Airnya tenang, jernih. Sejak berabad-abad lalu bermacam-ragam flora dan fauna hidup di dalamny. Seperti lumut, ganggang, cacing, ikan, ketam, anggang-anggang, ular, dan lain-lain. Termasuk juga, mungkin makhluk-makhluk berbadan halus. Karena letaknya dilereng gunung, dikelilingi hutan, udaranya sejuk, maka siapapun yang dating akan jadi merasa tenang, nyaman, dan kerasan.
Setelah nemoni rejaning jaman (menemukan
kesejahteraan zaman) dan lingkungan itu berkembang menjadi kawasan wisata,
tidak mengherankan jika banyak wisatawan yang berkunjung kesana. Ada yang jalan
kaki mengelilingi telaga. Ada yang menyempatkan diri bersampan dan memancing
ikan dengan riang gembira. Jika yang ada ingin berenang, silahkan saja asal
sudah pandai berenang dan paham terhadap tabiat iklim, cuasa, air, dan seluk
beluk telaga, baik yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Sebab jika
tidak, akan sangat berbahaya lantaran te;aga ini cukup dalam. Kalau sampai
tenggelam akibatnya sangat fatal. Besar kemungkinan, dia hanya akan kembali ke
permukaan (mengapung) beberapa waktu kemudian setelah menjadi mayat. Artinya,
pulang tinggal nama!