Jumat, 01 Maret 2013

Renung Senja #7


Jangan berputus asa dari rahmad Allah, kalau kau belum apa-apa sudah putus asa, kau menjadi bagian orang-orang yang merugi. Begitu kata Allah. Allah sangat tahu kadar kemampuan, kekuatan para hambanya. Kekuatan mental, berfikir, bergaul, me-manage organisasi dan lain-lain. Jika dikatakan bahwa manusia haram, pantang berputus asa—merasa pun tidak boleh—itu hanya reorika Allah agar manusia sregep memaksimalkan potensi yang dititipkan Allah padaNya. Anda harus pintar membaca dialektika informasi Tuhan. Dengan cara berfikir, merenung, bertadabbur.

Kamu itu belum sregep memaksimalkan potensi kok ujug-ujug mengeluh. Mengeluh itu boleh, dalam batas kewajaran dimana manusia sudah mentok atas apa yang diusahakannya. Itu yang disebut tawakkal, pasrah.

Aku sampai saat ini masih belum faham, mengapa para intepreneur begitu mudah membolak-balik psikologis manusia untuk menemukan kebenaran, memupuk stimulus, memompa semangat para peserta seminar dengan durasi sedemikian singkat itu. kita sangat begitu lemah, pasrah buta, gelap tiada tara untuk nggole’i sendiri siapa kita sesungguhnya. Sensitive terhadap potensi yang diberikan Tuhan pun kita remang-remang, bingung untuk menemukan sak jane aku iki kate dadi opo to.  Dibuatlah seminar interpreneur, mengadopsi, ndlomongi “gombalan” sang interpreneur untuk mewujudkan ini itu dengan mimpi-mimpi, harapan tinggi namun belum pasti. Aku adalah termasuk orang yang anti, alergi mengikuti work shop- work shop begituan. Jangan ditiru.