Sabtu, 12 Mei 2012

Cak Kum-Pimred Radar Malang- (sebuah spionase)


Kurniawan Muhammad, seorang pimred Koran lokal radar Malang ternyata adalah alumni Universitas Brawijaya fakultas perikanan. Aktif di sejumlah kegiatan pers mahasiswa dengan mengasuh majalah ketawang gede. Ada yang menarik untuk sedikit di pahami bahwa konsentrasi seseorang dalam menekuni sebuah bidang, perjalanan karier, dan pendidikan  belum tentu menjadi akhir finis yang linier terhadap diskursus ilmu yang ditekuninya. Cak Kum, panggilan akrab Kurniawan Muhammad adalah alumnus fakultas perikanan  tapi menjadi wartawan jawa pos dan pimred radar Malang. Ini kan tidak nyambung-Jaka tingkir numpak becak;gak nyambung cak-.
Seperti yang dia ceritakan tentang pengalaman hidupnya di perpus lt.2 dalam acara “Short Course Of Journalism And Creative Writing” (11/05/2012)
“Saya adalah alumnus fakultas perikanan, tapi sekarang saya malah menjadi wartawan”terangnya dengan ringan.

Di Lorong Ibnu Aqil (2)

Ada ruh Al-Ghazali dan Socrates di dalam dirimu 

Teori tentang individualisme muncul karena dia dianggap asing, aneh, tidak berbicara dan tidak  berbuat, apatis terhadap segala segmen kehidupan entah cultural maupun structural. Anda punya sensivitas yang cukup representatif untuk menilai gejala seperti ini jika anda sedikit mau membuka mata dan telinga. Ini titik yang paling sederhana dan mudah. Tengoklah di sekitar dimana anda berada, di masjid, gereja, warung, perkantoran, kampus, lapangan sepak bola, gedung-gedung megah metropolitan dan lain-lain. Bicaralah dengan akal dan hati terhadap siapa saja yang anda temui. Jangan mengedapankan ego dan status sosial, mentang-mentang dosen, ustadz, muallim, lalu menjaga jarak dengan tidak mau ngopi dan futsalan bareng. Kalian menutup diri dan kehilangan interaksi sosial dengan mengagung-agungkan jabatan dan prestisiusitas. Maqalah Ki hajar Dewantoro tentang Ing ngarso sung tulodo ing madyo mangun karso belum sepenuhnya terpatri dalam tingginya intelektualitas kita. Manusia pintar nan cerdas memang gampang dicari, tapi manusia yang paham dan mengerti seakan hilang tertelan bumi. Wahai bumi, segera keluarkan manusia-manusia itu dari perutmu.