Minggu, 16 Desember 2012

Dagelan yang bernama kuliah, UTS dan UAS


Semua hanya dagelan belaka. Seluruh gerak dimana kita melangkah, hanya dagelan. Sekolah, kuliah, kerja, pengembangan karier, hingga beranak pinak semuanya lagi-lagi adalah dagelan. Atau jangan-jangan manusia itu sendiri dagelan. Aku tak mengerti. Itu hak preogatif Allah. Kewajibanku hanyalah menjalankan dan menikmati fasilitas-fasilitas yang sudah diberikan. Menapakai kekhalifahan di muka bumi. Semampu-mampunya.
Heran, terlihat begitu gegap gempita. Sibuk sana-sini. Menyiapkan paper, makalah, resuman tugas selama kuliah, presentasi (padahal nggak semua presentator sinau tentang makalahnya, lha wong ikut urun NIM dan foto kopy). Mengapa sih seperti itu. mbok ya biasa ajalah. Kalau memang nggak ya nggak, kalau iya ya iya. Kok repot banget. Mengapa kita tidak menjadi seseorang yang sedang belajar dengan berbagai kelemahan. Mengapa kita harus sibuk menutupi diri dengan kemusykilan- kemusykilan. Seorang pebelajar sejati ialah ia rela dianggap bodoh, goblok, miskin intelektualitas, kurang wawasan walau sesungguhnya ia cerdas dan ulet. Ia tidak menelanjangi mukanya dengan topeng-topeng kusam. Ia berdiri tegak dengan kapasitasnya sebagai seorang yang belajar, bukan seorang yang telah benar-benar final.
UAS di depan mata. Konco-koncoku pada ndlahom, bingung mau apa dan gimana. UAS adalah prestisiusitas tinggi dimana nilai A, B, C, D adalah sebuah keniscayaan. Penentu takdir kesuksesan bahwa mahasiswa dengan IP tinggi merupakan kebanggaan tersendiri. Ah…busuk semuanya. Bukan berarti aku anti nilai, tetapi lebih pada kesadaran intelek, tanggung jawab moral bahwa itu hanyalah fiktif. Mahasiswa bukan anak SD. Mahasiswa adalah mahasiswa dengan pola fikir yang lebih dewasa dan luas.
Intinya, mengapa kita harus stress menghadapi proses. UAS bukan lagi waktunya belajar, tapi adalah leha-leha, senang-senang dan hura-hura. Belajarnya sudah kemarin mas bro. UAS tinggal ganyang.kalau tak bisa jawab tinggal karang. Selesai to.
Untuk teman-temanku yang sedang menghadapi UAS, semoga bisa ngarang dan lancar. Inilah aku, seperti inilah aku. UAS atau tidak UAS, bagiku sama saja. Semua hanyalah dagelan belaka.