Sudahlah.
Filosofikan hidupmu
sedemikian rupa. Semampu-mampumu, sekuat-kuatmu, sesuai kadar kekuatan dan
kelemahanmu sendiri. Manusia, sekalipun prototipe sempurna ciptaan Tuhan, tetap
mempunyai kadar batas kemerdekaan, dimana ia mampu menimbang segala apa yang ia
ucap, ia dengar, ia lakukan.
Mengapa harus
filosofi..?
Itulah letak
kebijaksanaan. Yang hampir semua manusia enggan mencari, bahkan untuk sejenak
menoleh sedikitpun aras-arasen. Skala dan aksentuasinya begitu luas,
tapi anda bisa memulainya dari diri sendiri.
Produk paling gampang
adalah membuat orang, dan siapapun disekitar anda merasa senang, merasa
gembira. Itu sudah cukup. Dan berdo’alah kepada Tuhan ditengah kebahagiaan
mereka, ditengah kegembiraan mereka.