Selasa, 31 Juli 2012

Mahasiswa Uin Maliki malang itu hilang tertelan ombak.


            Saya sangat sedih mendengar kabar tentang sahabat karib saya Durahman mahasiswa UIN Maliki Malang Fakultas Saintek semester 4 ini hilang tertelan ombak ketika pengabdian masyarakat di Pantai Serang yang terletak di desa Serang, kecamatan Panggungrejo, Blitar beberapa hari yang lalu. Terhitung sejak hari Rabu 17 Agustus 2011 sampai sekarang jasadnya belum diketemukan. Penyisiran dan pencarian oleh tim SAR, penduduk setempat, kepolisian, dan para nelayan sampai sekarang (21 Agustus 2011) masih nihil. Menurut penuturan mas Icun, salah seorang  yang ikut terlibat dalam pencarian Durahman mengatakan “ini aneh mas, wes petang dino jasade durung ketemu, iki mesti ono hubungane embe’ mistik”tuturnya saat saya bertemu di kantin beberapa hari yang lalu.
            Begini kronologisnya ;(menurut penuturan saksi mata)
            Durahman dengan dua belas temannya ditugasi untuk melakukan pengabdian masyarakat di Blitar. Berangkat pada hari jum’at pukul 13.00 setelah shalat Jum’at. Sampai di Blitar pukul 16.00 dan mampir di pantai serang Blitar untuk melepas lelah dan menikmati surup di pantai itu. Sore itu ombak begitu besar sehingga memancing Durahman dan dua belas orang temannya untuk kecek dan ciprat-cipratan air di tepi pantai.
            Praktis, sedikit banyak pakaian mereka basah termasuk Durahman. Kalau teman-teman Durahman yang basah celananya, sedangkan Durahman sendiri yang basah jaketnya. Dia meminta izin sebentar untuk melepas jaket yang dikenakannya. Dan teman-temannya yang lain masih asyik bermain-main air.
            Nah, setelah melepas jaket, ada yang mengatakan Si Durahman ini jalan di tepi pantai, jalan dan terus jalan dan akhirnya lenyap menghilang.  Setelah puas menikmati suasana dan akan berlanjut pulang, teman-temannya sadar kalau Durahman sudah tidak ada. Mereka akhirnya menghubungi nelayan setempat, penduduk sekitar,  Lurah, RT, RW, termasuk pihak kampus, tim SAR, dan polsek  Serang. Dan diputuskan untuk melakukan pencarian selama tujuh hari, jika dalam jangka waktu tujuh hari belum diketemukan  jasadnya, wallahu ‘alam.
            Oke, diatas adalah sekilas kronologis empiris menurut saksi mata dan beberapa orang yang terlibat di tempat. Ikhtiyar yang dilakukan oleh team relawan untuk menemukan si Dur tidak hanya sebatas study empiris, melainkan juga melalui pendekatan mistik dan sugestif. Dimana-dimana jika ada orang yang tenggelam di pantai, hilang atau sejenisnya yang paling memungkinkan untuk didapati kesimpulan (dalam hal ini, mistis) adalah digondol nyi roro kidol. Saya tidak mengarang, tapi memang beginilah informasi yang saya peroleh.   
            Akhirnya, beberapa orang mencoba menghubungi orang pintar, kalau kita menyebutnya paranormal, dukun dan sejenisnya. Si mbah dukun ini disamping melakukan ritual khusus juga ikut melakukan penyisiran, dari mulai pantai serang sampai balekkambang. Nihil. Dari rawa ke rawa, muara ke muara. Juga nihil. Kata mbah dukun, “ini aneh mas, saya sering menolong orang dalam hal-hal seperti ini, jika dia memang benar-benar digondol nyi roro, biasannya saya mendengar ada jeritan minta tolong. Tapi, sudah sejauh ini saya tidak mendengar suara-suara minta tolong. Ini sangat aneh.  Senada dengan si mbah, Mas Icun juga menuturkan “jasad manusia kalau terkena air, itu ndak akan hancur, Cuma memutih. Dan kalau memang tertelan ombak, pasti ketemu.
            Dalam penglihatan si Mbah, Ternyata si Dur ini sudah diincar sejak awal oleh Nyi Roro di dunia ghaib untuk di jadikan mantu di alam sana. Disamping si Dur ini tampan, perangainya juga sopan. Nyi Roro kepincut. Di alam sana si Dur didampingi oleh seorang perempuan cantik dan berjilbab yang memungkinkan itu adalah jelmaan Jin. Mereka berdua diberi Nyi Roro sebuah masjid beratapkan emas dan megah. Praktis, si Dur krasan dan tidak mau kembali pulang. Dan akhirnya, terlepas benar dan tidaknya penuturan mbah, ini hanyalah ikhtiyar untuk menemukan Si Dur agar secepatnya bisa diketemukan. Percaya dan tidak percaya silahkan itu adalah hak anda. Saya hanya sebatas menginformasikan apa yang telah saya dapat dari berbagai penutur dan saksi mata.
            Akhirnya dan akhirnya, semoga sahabat karib kita Abdurahman bocah Jombang bisa cepat ditemukan. Wallahu ‘Alam.
malang, 21 Agustus 2011   

Senin, 30 Juli 2012

What's Cinta

Kau tahu sahabat
bahwa semua lini kehidupan mempunyai frekuensinya masing-masing
Entah itu politik, budaya, ekonomi, kemanusiaan, ketuhanan,  maupun dalam spectrum kejiwaan yang sensitive bernama cinta
Setiap halnya ada titik kulminasi yang luar biasa utuk dirasakan, diendapkan dalam hati hingga MATI
Tak apa
Itu hanyalah proses dielektika perjuangan, pendidikan mental, dan kesutradaraan Tuhan
Agar ia tahu dan faham siapa sesungguhnya dirimu
.
Kau tahu sahabat
Salah satu tetes frekuensi yang mengobrak-abrik aku kali ini adalah CINTA
Sudah sepanjang abad berjalan, sedemikian rupa sejarah memberikaan hikmah dan makna
Kenapa manusia harus leleh, goncang seluruh tatanan dirinya
Jika berhadapan dengan yang namanya
CINTA
Bukankah CINTA hanya milik mereka yang faham apa itu cinta
Bukankah cinta hanya mau bersanding kepada mereka yang menghargai ketulusan
Akankah cinta mengenal manusia yang hanya menuruti nafsu atas nama cinta
Sudahlah…jangan kau koar-koar dengan lantang dihadapan seluruh penduduk bumi
Bahwa engkau tersakiti oleh cinta
Lihatlah keatas, pejamkan sejenak suara bising,  tadahkan tanganmu lebar-lebar
Bahwa
Tuhan adalah simbolik dari cinta
Dekatkan dirimu padaNya, sapa Dia dengan  do’a, rendahkan dirimu di hadapanNya
Maka kau akan benar-benar mengeri apa, bagaimana,dan siapa itu CINTA
30 Juli, 2012. 18.35 Wib

Minggu, 29 Juli 2012

Krisis Eksistensi

Suara jangkrik bersautan menemani malam-malam
Sedang aku sendiri masih belum ingin memejamkan mata
Semua terlelap
Aku masih ingin menemukan sesuatu yang bermakna
Apapun itu
Kucari di setiap desir angin malam yang dingin
Ku lepas bajuku, kubiarkan desirannya menembus tulang
Gigiku gemertak, dadaku sesak, dan mataku ingin terpejam
Tapi fikiranku melawan
Hei..jangan kau terlelap dulu, dasar manusia pemalas!!!
Lucu, aku dihina oleh fikiranku sendiri
Aku belum menemukan kekuasaan dalam diri ini
Aku masih menjadi budak
Budak fikiran yang dipaksa untuk terus mencari, mencari, dan mencari
Tentang
Siapa aku
dan dimana langkah kakiku

Malang, 05 April 2012
01.24 Dini hari  

Usik sana-sini

           Karena yang dipimpin bukan dari golongan jin, malikat, hayawan maka ya sulit. Ngatur model macem orang, bertemu dengan berbagai latar belakang. Lha ini ni yang sulit, nggowo-nggowo ideologi. Ideologi itu tempatnya di dapur mbak, mas. Jangan anda taruh ideologi di meja ruang tamu. Wah-wah, dzalim ini namanya. Sabtu, 29 Juli 2012 puku 21.00-23.30 wib semua pada melonjak, pada protes dengan dirinya sendiri, rasan-rasan menjadi rame dibelakang. Aiiiih...PKLI kurang 12 hari lagi, lha koq podo berantem.

A'nd : Sudah-sudah, ayo sini kumpul. Ngobrol enak-enaakkan. Yang jujur, sebenare onok opo. Koq yang cewek-cewek kayaknya rameeee aja dari kemarin. Sudah, ini forum terbuka, semua harus mengeluarkan uneg-unegnya.

Anis : Gini lo an, kita ini kan sudah lumayan lamaa disini, sudah dua mingguan lebih. hidup bareng, makan bareng, sahur buka puasa bareng. Tapi kok ada yang berubaah gitu. Yang kurasakan adalah bahwa kita sudah ndak sekompak dulu, ndak bareng-bareng lagi. Sekarang malah mlaku dewe-dewe. Bikin geng, ngrasani ini ngrasani itu. Kamu juga an, mbok yo arek-arek diingetin.

A’nd : oke2…biar ndak subjektif. mungkin konco2 yang lain gimana.

Fitri : Aku pingen ngomong An, ini menyangkut pribadi seseorang. Berhubung ini forum terbuka, itu tu si Neyla. Jangan egois dong kalau jadi orang. Sampyan kalau tak lihat kok berubah baanget. Kalau dulu rajiiin, sekarang koq malah lemot. Inget ya mbak, sampyan kan sekretaris. Sampyan pernah bilang kalau sekretaris itu ibunya arek-arek, menjadi contoh, uswah yang baik. Trus mana yang sampyan contohkan ke arek-arek mbak. Trus, tadi sore sampyan nggak ngajar TPQ, alasannya capek eeeh malah ngluyur ke alun-alun. Gimana she sampyan. Trus malamnya juga, nggak ikut traweh. Adoooh kanak….

Neyla : Maafin deh kalau gitu, aku emang salah. Tapi jangan dilontarkan ke aku semuaanya donk. Aku juga manusia rek, punya salah menyimpan lupa. Oke2,kalau kata kalian aku seperti itu, sekali lagi maaf. Aku memang lagi kesel rek, capek, ngurus ini ngurus itu. bla..bla..

Habib : Wes2….bla..bla…

A’nd : Oo…gitu ta permasalahannya. Bla…bla…bla…

            Apa memang psikologis peempuan itu cenderung sensitive, hingga masalah pribadi pun terbawa pada hubungan sosial. Ah..mboh lah. Teman teman banyak yang salah sangka, kalau hidup bersama pasti akan bahagia. Kalau hidup dengan banyak orang, pasti akan gugur gunung tandang gawe. Menurutku, kalau kita sudah nyemplung dengan berbagai macam orang, bebarengan dalam satu atap disitulah letak titik persoalan baru, perbedaan yang mullti, pertentangan dan keinginan-keinginan yang berbeda. Wajar, itu adalah kolektifitas mereka sebagai manusia. Kalau kita tidak bisa membawa pemetaan yang bijak, kok rasanya keegoisan akan muncul, kedewasaan tak kunjung dewasa, dan rasa gumede menjadi superioritas.

           Konco-konco sudah mulai belajar arti kedewasaan. Wes tuweek rek.hehe. Jika kau merasa kejeduk, kehadang jangan strees jangan frustrsi. Bersyukurlah, karena disitulah letaknya ilmu, disitulah letaknya kreatifitas. Lha, hobiku iki senengane nggolek masalah, ilmune cek metu.  Ya Tuhan, sayangi teman-temanku, kasihi semua kerabat-kerabatku, rahmatilah kekasihku, sayangilah ibu bapakku.

Malang, 08 Ramadhan 1433 H

Sabtu, 28 Juli 2012

Sandaran Hati

Semoga kasih dan rahmad Allah membuatmu semkain dewasa dan baik-baik saja disana
Semoga kau menemukan kehidupan baru, kesejatian yang hakiki, dan kekuatan hidup dalam berdialektika
Dan semoga Tuhan selalu meridhoimu dengan campur tangan dan rahmadNya yang luas...
.
Agaknya, menjadi suatu "siksaan" bagiku tatkala mengenalmu
itu wajar dan itu biasa
Aku seorang lelaki, cengeng rasanya dengan hal-hal "kecil" dimana semua orang mengalami perasaan yang sama
Agaknya, membuat mataku basah, telingaku tuli, dan hatiku buta tatkala melihat ronamu di depan mataku
itu wajar dan itu biasa
Aku hanyalah manusia biasa dengan segala kolektifitasku yang penuh dengan kelebihan dan kekurangan
Agaknya, membuat aku merengreng rindu, terhentak dalam kesepian, dan selalu mecari pecahan wajahmu yang selalu beterbangan disetiap sudut lamunanku
itu wajar dan itu biasa
Karena aku diam-diam telah menjadi "gila". Layak Qais tergila-gila pada kerinduan yang dahsyat karena hilangnya Layla dari kehidupannya
Dan aku tak ingin seperti itu
Namun apa daya, "kegilaanku" ini akhirnya menjadi kekuatan, tembok terjal untuk berusaha sebisa mungkin untuk menahan, mendekap, merona dengan desiran angin malam yang dingin
.
Semoga kau cepat menemukan kebahagiaan dan cinta sejati
Semoga kau mampu berdiri dengan dua kakimu sendiri
Semoga kau bisa merangkul siapa saja dengan dua tanganmu yang sarat keikhlasan
.
Cinta ini hadir karena percikan sinar Tuhan
dan
Cinta ini ada bukan karena kebetulan
.
Ruang rindu menjadi sahabatku dalam menata hati
Muhammad sang Nabi menjadi angan-angan dalam mimpi
dan
Allah sang pembolak-balik hati menjadi sandaran ketika aku sudah tak mampu lagi meraih cinta yang sejati
.
#di ruang rindu kita bertemu#
Sabtu 07 Ramadhan 1433 H. 21.0 Wib

Jumat, 27 Juli 2012

Nyemplung di Sukopuro


Ayo konco nggrayahi karyo ning projo
Kene gogor gunung tandang gawe
Sayuk sayuk rukun bebarengan ro kancane
Lelo lan legowo kanggo mulya ning negoro
Siji loro telu papat
Maju papat papat diulang-ulangake 
tansoyo enggal rampunge
Kolobis kuntul bares

            Kalau dalam masyarakat madani ada system horizontal dimana setiap kelompok, komunitas, suku mempunyai kesadaran kolektif akan kebersamaan dalam menjunjung satiap perbedaan. Perbedaan ini mempunyai hierarkisitas yang bermacam-macam. Misal yang paling sederhana mungkin bisa dilihat dari sisi usia. Di pedesaan, yang disbut pamong, kamituo, sesepuh desa, petinggi sangat dihormati terlepas apakah yang menjadi kamituo muda atau tua. Yang dilihat bukan apakah dia mempunyai kapabilitas atau tidak. Apakah dia bersosiaal atau tidak. Apakah dia berkompeten dalam bidangnya atau apakah dia hanya sebatas nyantol di structural desa itu tidak penting. Di dusun Loring desa Sukopuro kecamatan Jabung Malang, kalau anda pernah sesekali main kesana jangan kaget kalau kepala desanya masih muda. Kemudaaannya bisa dilihat dari cara bergaul, bagaimana dia menghadapi masyarakat yang penuh dengan perbedaan, cara dia berbicara, bahkan cara dia berpakaian. Begitupun dengan pamong-pamong yang lain. Sekretaris desa juga misalnya, masih jejaka, belum menikah sekilas kalau anda menjumpai beliau nampak seperti preman, pakai celana seperempat, besar, dan agak serem. Itu baju luar pak heri sekretaris desa. Baju dalamnya beliau sangat sekeco, sederhana, dan selalu nyumanggakno. Pun dengan pamong-pamong yang lain. Sukopuro adalah pusat “peradaban” dari sekian desa yang mengelilinginya. Hiruk pikuk adat, budaya, keagamaan, sosial, ekonomi Sukopuro adalah pusat dari semua itu.

            Aiiiih….Puji syukurku pada Allah, aku dan teman-teman ditakdirkan nyemplung di dusun ini. Kalau sudah nyemplung, mau apalagi kalau tidak basah kuyup sekalian. Bicara kesan, terlalu sombong rasanya kalau berlebihan. Tetapi tidak dipungkiri kesan yang kami dapat benar-benar berkesan. Entah, bagaimana kabar teman-teman yang lain. Yang pasti, ketika kami sudah kembali ke kampus, kumpul di warung kopi, dikelas, mau diskusi, pasti ribut sana-sini. Yang ini nyerocos pengalaman ini, yang situ tak mau kalah, gegap gempita tukar cerita selama “terpenjara” empat puluh hari di tempat PKLI.  

            Selamat mencari pengalaman baru, bertukar ilmu, mengabdi kepada kebenaran sejati, mencari jati diri, dan bergelut dengan persoaalan-persoalan baru demi sebuah tingkat kedewasaan yang bernama kebijaksanaan.

Malang, Juli 2012
             
 

Trembes...

Berimam kepada yang lebih sedikit dosanya, masih suci hatinya. hehe


Selasa, 24 Juli 2012

Makna Sluku-Sluku Bathok

  Tembang jawa ini dinilai mempunyai filosofi yang mendalam yang menjelaskan arti hidup, bagaimana kedekatan emosional manusia dengan Tuhan, juga betapa manusia sangat menginginkan dolanan-dolanan sebagai penghibur hati, penenang jiwa. 

1.    Sluku-sluku bathok, bathoke ela-elo (sluku-sluku bathok, bathoknya geleng-geleng-red), berasal dari kata “Usluk fa usluka bathnaka, bathnaka ila Allah” (masuk masuklah bathinmu , bathinmu kepada Tuhan), atau bathinmu harus lailaha illallah. Ada juga yang berpendapat, itu dari kata “Ghuslu Ghuslu Bathnaka…”(sucikanlah batinmu) . Entah mana yang benar, yang jelas, kita juga tahu saat seseorang berdzikir Laa ilaa ha illallah, kepalanya akan bergeleng2 ke kiri ke kanan, persis seperti bathok kelapa yang ela-elo (geleng-geleng). Oya, bathok adalah tempurung kelapa, yang secara filosofi dan bentuknya seperti kepala manusia.

Daun-daun kering

Ku tajuk sebuah tali yang mulai putus itu
Demi tersambungnya ikatan hati yang sudah pudar
Ku raih simfoni alam yang sangat memabukkan 
Untuk meraih satu kekuatan besar yang bernama persaudaraan
Ku ambil daun daun kering nan hampir layu
Untuk mengambil hikmah..
Bahwa manusia pun hati lebih kering dibanding dedaunan yang sudah mengering

Hai semesta yang penuh ketawadduan kepada Tuhan
Hai langit yang kokoh tanpa tiang-tiang
Sesungguhnya hati siapa yang tak menangis
Jiwa mana yang tidak terkapar dan luka
Jika persaudaraan yang indah....
Harus terurai layak dedaunan yang sudah mengering diterpa angin..










Minggu, 01 Juli 2012

Makhluk pemenggal leher


            Aku merasakan dingin tidak hanya pada musim dingin saja. Di siang bolong segala aktivitasku dipenuhi dengan dingin-dingin yang menusuk. Di amalam hari semakin bertambah. Cara berjalan, bertanya, komunikasi, berdagang, belajar semua diliputi oleh dingin. Hingga akal, hati pun menjadi dingin. Teman-temanku merasa aneh dengan sikap dan kelakuanku. Apa yang kutatap, kupegang, kudengar, kebicarakan selalu menjadi es karena setiap gerakku adalah dingin. 
            Aku hampa ditengah kedinginan ini. Ingiiiiin rasanya memeluk, merangkul, sedikit bermesraan dengan seseorang yang kurindukan. Ketika hati ini beku, telingaku menjadi tuli. Ketika mataku buta, fikiranku tambah menjadi hambar. Serasa menghisap aroma panas api. Aku tak punya teman. Kesejatianku terututp oleh kesombongan bak Musa menantang Tuhan karena Kepandaiannya, kepintarannya, kecerdasannya. Tapi Musa adalah Nabi, manusia biasa dengan kolektifisnya sebagai hamba Allah. Hamba Sang hyang Taya, Yahofa. Tentu berbeda jauh denga aku. Haha..lha aku ini siapa. Kolektifitasku bukanla pahala dan ibadah, tapi bertribun-tribun dosa dan maksiat. Ditambah lagi dengan keangkuhan berat yang bernama kesombongan. Ingin menjadi seperti Musa As? Ah..basi. Kau hanya bisa meniru kesombongannya, bukan penghambaaanya kepada sang Tuhan.