Selasa, 05 November 2013

Sejarah Ki Ageng Gribik


Ki Ageng Gribik yang bernama Asli Wasibagno Timur atau Syeikh Wasihatno merupakan keturunan Brawijaya V dari Majapahit. Yang mana disebutkan bahwa beliau adalah putra dari Raden Mas Guntur atau Prabu Wasi Jaladara atau Bandara Putih, putra dari Jolog adalah adalah putra prabu Brawijaya V raja terakhir kerajaan Majapahit. Ia adaah salah satu ulama’ besar yang memperjuangkan Islam di pulau Jawa, tepatnya di desa Krajan, jatinom, Klaten.
Namun, menurut buku Muhammadiyah Setengah Abad 1912-1962 terbitan Departemen Penerangan RI disebutkan bahwa Ki Ageng Gribik masih keturunan Maulana Malik Ibrahim yang berputra Maulanan Ishaq, yang berputra Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri), yang berputra Maulana Muhammad Fadhillah (Sunan Prapen) yang berputra Maulana Sulaiman alias Ki Ageng Gribik.
Jadi jika ditarik kesimpulan, KH ahmad dahlan masih keturunannya Ki Ageng Gribik.
Dakwah Ki Ageng Gribik sangatlah mengena pada masyarakat pada waktu itu yang masih memeluk agama Hindu dan Budha. Syiar beliau tidak hanya berada di Klaten saja, namun menyebar luas sampai ke daerah Boyolali dan Surakarta.
Ki Ageng Gribik sangat pandai dalam srategi berdakwah, hingga masyarakat pada waktu itu masih kental dengan sesembahan pohon besar menjadi beriman kepada Allah Swt. Keluruhan serta jasa beliau terkenang dan terlekat pada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah Klaten dan Boyolali.
Sebutan Gribik yng melekat pad beliau konon dikarenakan kesukaan Ki Ageng Gribik untuk tinggal di rumah yang beratapkan Gribik (anyaman daun nyiur). Makam Ki Ageng Gribik dibuat dari batu merah dan kayu, terletak di dukuh Jatinom , kecamatan Jatinom yang berjarak sekitar 9 km dari kota Klaten Jawa Tengah.
Versi lain menyebutkan bahwa makam Ki Ageng Gribik berada di Malang, Jawa Timur. Hanya saja Ki Ageng Gribik ini disebutkan sebagai putra dari pangeran Kedawung yang juga salah seorang keturunan Lembu Niroto, pemilik panembahan Bromo.
Lembu niroto sendiri adalah putra ketiga dari Brawijaya XI yang memerintah Majapahit pada 1466-1478. Jadi Ki Ageng Gribik adalah cicit dati Raja nBrawijaya XI. Ki Ageng Gribik juga disebut-sebut merupakan salah satu murid kesayangan Sunan Kalijaga yang berada di Malang. Tak heran jika Ki Ageng Gribik menjadi ulama’ tersohor di Malang pada tahun 1650.
Makam Ki Ageng Gribik kini berada di jalan Ki Ageng Gribik Gg. II, kecamatan kedung kandang, kota Malang. Makam seluas satu hektar itu berada persis di sebelah sebuah masjid yang berdiri di jalan itu yang juga bernama masjid Ki Ageng Gribik. Diantara susunan batu nisan dan bangunan kijing yang ada di kompleks makam terddapat sebuah bangunan berukuran sekitar 7x4 meter di sisi barat.
Berbeda dengan bangunan lain, dua pintu yang menghadap utara selalu tertutup rapat. Dahkan digembok dari luar. Di dalam bangunan itu terdapat dua buah makam. Itulah makam Ki Ageng Gribik dan istrinya.
Wallahu ‘alam.