Rabu, 09 Mei 2012

Arek PBA yang KOMRASEN (komunitas ngrasani dosen)


          Akhir-akhir ini saya dan teman-teman menjadi korban ketidakadilan pelampiasan dengan menciptakan sebuah komunitas yang menamakan “komrasen” (komunitas ngrasani dosen). Komunitas ini berisi orang-orang yang frustasi akan sebuah ketidakadilan dan krisis pelampiasan. Ada hal-hal yang membuat mereka frustasi dan stress karena mereka merasa termargimalkan dan tidak dinggap dari kehidupannya. Banyak kronologis yang melatarbelakangi mengapa mereka menjadi seperti ini. Ini berawal dari salah seorang dosen yang berstatus doctor namun mengajarnya seperti TK kanak-kanak. Kami diajar seperti kami ini masih anak ingusan . ehm,,agaknya sulit merepresentasikan ke dalam tulisan terkait bagaimana beliau cara mengajar kami yang sebenarnya beliau tahu kami ini mahsiswa dan sudah dewasa, namun dalam pandangan beliau kami masih seperti anak-anak TK yang harus diasuh dan diajar sedemikian rupa layaknya guru TK mengajar anak-anak didiknya.

mBingungisasi


        Siapa aku ini, bagaimana diriku ini, mengapa dengan diriku ini, sehingga dengan lancang menghimpun emas berlian yang sungguh sangat mungkin tak aku dapatkan. tidak setara sekali dengan diriku yang penuh dengan kebusukan dan kekotoran. Aku pandai menghias kebusukan dengan keindahan. Kuhias sedemikian rupa, kuukir topeng kemunafikanku dengan citra baik yang dibaik-baikkan, citra cerdik yang di plat dengan kelicikan.  Layaknya serigala berbulu domba, atau mungkin landak yang berbulu badak. sudah landak ditambah dengan badak pula. Siapa aku ini, manusia kah, atau jangan-jangan binatang berwajah manusia, atau mungkin sebaliknya manusia yang berperikebinatangan. lihatlah dirimu itu, akal kau letakkan di telinga, telinga kau letakkan di hidung, hidung kau cantolkan di antara dua selangkangan, hati kau putarbalikkan, wajah kau bentuk dengan bentuk yang tidak  berbentuk. Tuhan kau anggap manusia, dan manusia kau anggap Tuhan.