Jika kau adalah seorang perempuaan. Tatkala kau ingin ingin
mengekspresikan kebahagiaan cinta, ambillah hikmah dari representaasi cinta
seorang Fatimah dan Layla.
Tatkaala jari jemari Fatimah lecet, kusam, dan kasar karena
mengolah roti dan gandum untuk suaminya Ali, itulah gambaran cinta yang suci.
Ketika mata Fatimah lembab, menghitam, kering karena menangis sedih, tak kuasa
menahan perih, luka lara karena banyaknya sayatan-sayatan di punggung Ali,
itulah air mata seorang bidadari. Ketika Fatimah harus rela, mengikhlaskan
diri, menyiman sendu karena akan dipinang Ali dengan hanya mas kawin cincin
dari besi, itulah sesungguhnya cipratan cinta Tuhan yang diberikan kepada
Fatimah sebagai calon bidadari surgawi yang menemani Ali hingga mati. Itulah Fatimah, perempuan tangguh yang
menyimpan kesejatiaan cinta untuk suaminya Ali. Semoga engkau semua bisa
menjadi Fatimah di masa depan, yang selalu menemani setiap langkah perjuangan
dan pengorbanan.
** Sukun, Malang 16/11/2013