Sabtu, 16 November 2013

# Renung Senja 13

Jika kau adalah seorang perempuaan. Tatkala kau ingin ingin mengekspresikan kebahagiaan cinta, ambillah hikmah dari representaasi cinta seorang Fatimah dan Layla. 

Tatkaala jari jemari Fatimah lecet, kusam, dan kasar karena mengolah roti dan gandum untuk suaminya Ali, itulah gambaran cinta yang suci. Ketika mata Fatimah lembab, menghitam, kering karena menangis sedih, tak kuasa menahan perih, luka lara karena banyaknya sayatan-sayatan di punggung Ali, itulah air mata seorang bidadari. Ketika Fatimah harus rela, mengikhlaskan diri, menyiman sendu karena akan dipinang Ali dengan hanya mas kawin cincin dari besi, itulah sesungguhnya cipratan cinta Tuhan yang diberikan kepada Fatimah sebagai calon bidadari surgawi yang menemani Ali hingga mati.  Itulah Fatimah, perempuan tangguh yang menyimpan kesejatiaan cinta untuk suaminya Ali. Semoga engkau semua bisa menjadi Fatimah di masa depan, yang selalu menemani setiap langkah perjuangan dan pengorbanan. 

** Sukun, Malang 16/11/2013