Bismillahirrahmanirrahim….
Atas nama kerukunan, guyub,
rukun, kita diantara sesama…
Vila Bumiaji* dimana menjadi
sentral acara Mantab II Css Mora Uin Malang disewa murah dengan harga tak
wajar, berbanding terbalik dengan kebesaran gedungnya, luas hamparan tamannya,
kolam renangnya. ia berdiri angkuh, misterius, seakan menyergap siapa saja yang
tak hormat dengan kehadirannya. Tepat dibelakang gedung, ilalang, rerumputan,
menjuntai panjang sampai tiga ratus meter kebelakang seperti sawahan yang tak
terawat. Tak ada lampu, petromak, senter, yang menjadi penerang. Hanya sinar
rembulan menjadi cahaya remang ditengah kegelapan yang kami terjang.
Vila Bumiaji adalah saksi
atas kekuatan komitmen, janji, untuk selalu berproses, loyal, terhadap
al-Qur’an yang kami junjung, terhadap amanah yang kami terima, terhadap
kesejatian hati tuk selalu merasa. Bahwa Css Mora Uin Maliki Malang, sangat
berbeda dengan Css Mora lainnya. Bukan main-main, kami dididik untuk belajar
dewasa disini. Inti kedewasaan yang nampak adalah bersatunya cacak-cacak salaf dengan konco-konco Tahfidh. Walau
sesungguhnya, pautan usia diantara mereka jauh berbeda. Hormatku padamu cacak-cacakku
sing salaf.
Vila bumiaji benar-benar
membuat capek, kesel, atas berbagai format acara yang dihendel panitia. Mbulet
namun berkesan, kopler namun asyik, frontal namun santun, bergidik namun
gembira.
Sesungguhnya, di organ
manapun saja, sumpah setia, baiat, menjadi satu kulminasi greget atas
bukti loyal anggota kepada organisasinya. Ekstra maupun intra. Dari Hmj sampai
Ukm, PMII sampai HTI, dan apapun saja. Syahadat, istigfar, dijadikan
legitiminasi utuh, postulasi kongkrit sebagai jaminan atas hidup matinya
anggota kepada organisasinya. Dilematis. Tuhan dibawa-bawa, syahadat dipanggul,
istigfar dijunjung.
Harapku, sumpah setia di Css
mora Uin bukanlah hasil dramatisasi atas rencana-rencana yang terkonsep. Ia
natural, alamiah, tak ada perbincangan-perbincangan di internal. Ia muncul
begitu saja. Maka, prosesi yang terjadi begitu lama dan meledak. Afif, secara
pribadi curhat bahwa ia memang benar-benar menangis, ia tak pura-pura. Ulil,
dirga, Edi dan semuanya. Paling tidak, ini menjadi cicilan cinta, cicilan
komitmen, untuk terus berproses, memperbaiki management, tatanan organisasi
yang masih dalam tahap masang batu bata, nambal daun pintu dan
jendela.
Sumpah. Ba’iate PMII,
HMI, ndak sampai kayak gini lho. Kami disini diikat oleh tanggung jawab
akademis dan pesantren. sedang di ekstra kami ‘diikat’ oleh ideology,
partikulasi politik ‘kecil’ di skala yang kami kuasai.
Terlepas dari semua itu, ini
hanyalah prosese pembentukan, proses belajar, untuk saling asih, saling asah,
saling asuh di berbagai organisasi yang digeluti. Melengkapi pengetahuan satu
sama lain. Mau berskpresi di Ukm, Hmj, Dema, PMII, HMI, HTI, GMNI, silahkan,
asah bakat dan potensimu disana. Tapi jangan lupa, tetap tengok dan singgahlah
di gubukmu Css yang ‘kering korontang’ itu. Sirami dengan pengetahuan yang kau
dapat, yang kau pelajari. Berikan komposisi, bumbu sedap, agar ‘kekeringan’ itu
berolah menjadi rasa lezat, nikmat, penuh kegembiraan.
Ingat-ingat gubukmu,
kengenilah rumahmu.
Dengan akhlak yang mulia,
dengan cinta yang setia…………..
Vila Bumiaji, 29 September
2013
* Tak tahu persis apa nama
vilanya. Anggap saja demikian.