Kamis, 03 Oktober 2013

Komitmen penuh asah, asih dan asuh

Bismillahirrahmanirrahim….
Atas nama kerukunan, guyub, rukun, kita diantara sesama…

Vila Bumiaji* dimana menjadi sentral acara Mantab II Css Mora Uin Malang disewa murah dengan harga tak wajar, berbanding terbalik dengan kebesaran gedungnya, luas hamparan tamannya, kolam renangnya. ia berdiri angkuh, misterius, seakan menyergap siapa saja yang tak hormat dengan kehadirannya. Tepat dibelakang gedung, ilalang, rerumputan, menjuntai panjang sampai tiga ratus meter kebelakang seperti sawahan yang tak terawat. Tak ada lampu, petromak, senter, yang menjadi penerang. Hanya sinar rembulan menjadi cahaya remang ditengah kegelapan yang kami terjang.

Vila Bumiaji adalah saksi atas kekuatan komitmen, janji, untuk selalu berproses, loyal, terhadap al-Qur’an yang kami junjung, terhadap amanah yang kami terima, terhadap kesejatian hati tuk selalu merasa. Bahwa Css Mora Uin Maliki Malang, sangat berbeda dengan Css Mora lainnya. Bukan main-main, kami dididik untuk belajar dewasa disini. Inti kedewasaan yang nampak adalah bersatunya cacak-cacak  salaf dengan konco-konco Tahfidh. Walau sesungguhnya, pautan usia diantara mereka jauh berbeda. Hormatku padamu cacak-cacakku sing salaf.

Vila bumiaji benar-benar membuat capek, kesel, atas berbagai format acara yang dihendel panitia. Mbulet namun berkesan, kopler namun asyik, frontal namun santun, bergidik namun gembira.

Sesungguhnya, di organ manapun saja, sumpah setia, baiat, menjadi satu kulminasi greget atas bukti loyal anggota kepada organisasinya. Ekstra maupun intra. Dari Hmj sampai Ukm, PMII sampai HTI, dan apapun saja. Syahadat, istigfar, dijadikan legitiminasi utuh, postulasi kongkrit sebagai jaminan atas hidup matinya anggota kepada organisasinya. Dilematis. Tuhan dibawa-bawa, syahadat dipanggul, istigfar dijunjung.

Harapku, sumpah setia di Css mora Uin bukanlah hasil dramatisasi atas rencana-rencana yang terkonsep. Ia natural, alamiah, tak ada perbincangan-perbincangan di internal. Ia muncul begitu saja. Maka, prosesi yang terjadi begitu lama dan meledak. Afif, secara pribadi curhat bahwa ia memang benar-benar menangis, ia tak pura-pura. Ulil, dirga, Edi dan semuanya. Paling tidak, ini menjadi cicilan cinta, cicilan komitmen, untuk terus berproses, memperbaiki management, tatanan organisasi yang masih dalam tahap masang batu bata, nambal daun pintu dan jendela.  

Sumpah. Ba’iate PMII, HMI, ndak sampai kayak gini lho. Kami disini diikat oleh tanggung jawab akademis dan pesantren. sedang di ekstra kami ‘diikat’ oleh ideology, partikulasi politik ‘kecil’ di skala yang kami kuasai.

Terlepas dari semua itu, ini hanyalah prosese pembentukan, proses belajar, untuk saling asih, saling asah, saling asuh di berbagai organisasi yang digeluti. Melengkapi pengetahuan satu sama lain. Mau berskpresi di Ukm, Hmj, Dema, PMII, HMI, HTI, GMNI, silahkan, asah bakat dan potensimu disana. Tapi jangan lupa, tetap tengok dan singgahlah di gubukmu Css yang ‘kering korontang’ itu. Sirami dengan pengetahuan yang kau dapat, yang kau pelajari. Berikan komposisi, bumbu sedap, agar ‘kekeringan’ itu berolah menjadi rasa lezat, nikmat, penuh kegembiraan.

Ingat-ingat gubukmu, kengenilah rumahmu.
Dengan akhlak yang mulia, dengan cinta yang setia…………..

Vila Bumiaji, 29 September 2013   

* Tak tahu persis apa nama vilanya. Anggap saja demikian.