Kamis, 10 Oktober 2013

Reportase Ngaji ta'Lim. 04/10/2013.



Setelah beberapa menit dibuka dengan sholawat ‘kalamun’, Ustadz Syafaat memulai ta’lim dengan Fashohah. Ta’lim yang berlangsung setiap malam Sabtu ini, disamping mengkaji Al Qur’an dari sisi adab—lebih khusus kepada adab menghafal Alqur’an—juga memberi sangu tentang materi-materi Fashohah, dengan pedekatan Tartilul Qur’an surat Al-Hujrat. Tartil yang beliau ajarkan merupakan gubahan lagu-lagu Qira’ah, dalam hal ini Nahawan dan Hijaz.

Setidaknya, ada delapan hadist yang beliau jelaskan pada ngaji tadi malam. Yang meliputi beberapa persoalan, pahala, kemudahan dalam menghafal dan lain-lain. Hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud misalnya bahwa tidak boleh ada rasa iri, cemburu, kecuali pada dua hal. Pertama, seorang laki-laki yang diberi kenikmatan harta, yang harta itu ia gunakan untuk kebaikan-kebaikan. kedua, seorang laki-laki yang Allah berikan nikmat berupa ‘hikmah’. Dalam tafsir beliau, hikmah disini adalah satu pengetahuan yang bersifat dhahir dan batin, ada yang menyebut bahwa hikmah ini adalah pengetahuan filsafat. Dengan pengetahuan ini, ia mengajarkannya pada banyak orang.

“ Jika kalian mengetahui dua orang ini, mintalah kepada Allah agar kalian diberi nikmat sebagaimana mana dua orang ini diberi nikmat” papar beliau.

Tentang keutamaan dalam membaca Alqur’an, beliau juga memberikan ulasan komprehensif mengenai itu. Bahwa setiap huruf dari Alqur’an mempunyai nilai kebaikan, yang oleh Allah dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. “…aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf..(HR. Abu Isa Muhammad Bin Isa At Tirmidzi). Ustadz yang aktif mengasuh ta’lim di HTQ ini juga memberi ulasan.

“ Subhanallah luar biasa, tapi ingat, bukan berarti harus dipakai ketika shalat tarawih. Mentang-mentang bernilai sepuluh kebaikan, terus ketika ngimami baca shaaaaaaaaad allahu akbar. Ini harus difahami lebih dalam, bahwa Qiyas yang dipakai dalam hadist ini adalah Qiyas Auladi. Satu hurufnya saja mengandung sepuluh kebaikan, apalalgi kalau dibaca satu ayat, dua ayat, dan seterusnya”

Sesungguhnya, siapa saja yang di hatinya tidak terdapat nafas Alqur’an, ia bagaikan rumah kosong. Rumah kosong yang tak berpehuni, ia kotor, tidak terawat, dan tiada orang yang singgah. Maka, penuhi hatimu, sibukkan hatimu untuk selalu membaca Alqur’an.

Di padang Mahsyar kelak, akan ada tes membaca Alqur’an. itu akan mempengaruhi derajat seseorang dari ayat-ayat Alqur’an yang ia baca. Semakin sering ia membaca, semakin intens ia menghafal, semakin pula derajatnya meningkat. Ini bisa diasosiasikan kepada jumlah ayat yang kalian hafal. Syukur-syukur bisa khatam tiga puluh juz.

Dijelaskan pula, bahwa siapa saja yang membaca Alqur’an dan mengamalkannya, disamping ia mendapat pahala, orang tuanya akan dipakaikan mahkota di hari kiyamat. Dimana cahanya lebih terang dan berkilau dari sinar matahari.
 
Sufyan As Tsauri adalah orang yang sangat mencintai Alqur’an hingga melebihi apapun. Ia ditanya “ Apakah kau akan pergi berperang ataukah membaca Alqur’an? ia, memilih membaca Alqur’an, karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang belajar Alqur’an dan mengamalkannya.

“ ini adalah pelajaran yang sangat berguna bagi kita. Terutama kalian. Kalau mau cari istri, suami, carilah yang hafal Alqur’an. Dan kalau disuruh memilih, pilihlah yang hafal Alqur’an. Cantik juga gak apa-apa.” Pesan Ustadz Syafa’at sekaligus mengakhiri Ta’lim.
Allahu A’alam.