Kamis, 10 Oktober 2013

Kilas Reportase Ta'lim 08/10/2013



* Menelisik Sejarah Adam As, Hawa, dan Khonnas*  

Mengkaji surat Al-Fatihah dari berbagai aspek siglikal yang meliputi ma’anil kalimatnya, tafsir kontekstualnya, tasawuf, pesan tersirat dan yang tersurat, serta tidak lupa akan keilmuan bahasanya (nahwu, sharaf, balaghah dan lain-lain), maka ta’lim tadi malam berlanjut pada Surat An-Nas yang berarti ‘selesai’ sudah kajian ta’lim ma’anil qur’an yang selama ini dibahas.
Ada banyak ilmu, yang meliputi berbagai aspek, yang sesungguhnya ada baiknya dipaparkan secara utuh mengenai kajian surat An-Nas. Namun, karena adanya keterbatasan-keterbatasan, agaknya hanya selembar dua lembar yang hanya bisa direportase pada kesempatan kali ini. nyowone gak jangkep pas ngaji. Hehehe.

Pada lafadh “Min syarril waswasil khannas” yang artinya (dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi) ini disamping menjelaskan tentang keburukan-keburukan di dalam diri manusia yang mendarah daging, juga menyimpan kohesi sejarah empiris tentang manusia pertama Adam As dengan rival abadinya yang kita menyebutnya sebagai Iblis. 

Kita mulai dulu dari lafadh khonnas. Abi Imam Muslimin menjelaskan bahwa Iblis itu mempunyai keturunan yang banyak. Anak pertamanya bernama khonnas. Khonnas inilah yang dipakai Iblis untuk memperdaya Adam dan Hawa untuk kedua kalinya setelah mereka diturunkan dari surga. Diceritakan bahwa, Iblis membawa khonnas turun ke dunia, dan ia dititipkan kepada Hawa agar mau merawatnya. Disinilah sesungguhnya Hawa benar-benar diuji. Karena Hawa adalah Perempuan, maka ia tidak bisa mengelak dengan segala ke-naluriahanya sebagai Ibu. ia trenyuh, kasihan, dan iba melihat khonnas. Lalu dirawatlah khonnas, anak dari Iblis ini. 

Ketika Adam As mengetahui hal ini, ia marah. Atas kesepakatan Adam As dan Hawa, maka khonnas harus disingkirkan. Agar tidak membawa malapetaka, tidak membawa keburukan-keburukan dari sifat aslinya, sifat Iblisnya. Namun yang terjadi adalah khonnas tidak bisa diapa-apakan. Dibakar tidak mempan, dibunuh tidak mati. Setiap kali dibunuh, khonnas kembali hidup, begitu seterusnya. Sampai akhirnya, Adam As dan Hawa memakannya. Maka, khonnas merasuk dalam tubuh, mengalir dalam darah, bergerak disetiap sel-sel otak, jantung, menyatu di dalam diri Adam As hingga keturunanya kelak. 

Iri, dengki, sombong, hasud, marah, dengan segala keburukan yang lain adalah representasi dari khonnas itu sendiri. Karena ia mengalir dalam darah, ia bersifat tersembunyi, lembut, dan sangat halus. Manusia harus selalu meminta perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari bisikan-bisikan lembut Iblis, bisikan tersembunyi Khonnas. 

Bukti Arkeologi tentang Adam As dan Hawa

Adam As diturunkan di gunung Rohun (puncak gunung Eferest, India). Disana ditemukan artefak dua telapak tangan besar manusia pertama di atas bumi. Lebarnya 30 meter dan lebarnya 72 meter.

Sedang Hawa diturunkan di Jiddah. Dimana Maqomnya (Maqbarah Ummi Hawa) ditumbuhi rerumputan sedang tanah disekitarnya gersang tandus. Dari Makkah berjarak sekitar 80-100 km. Hawa berpisah dengan Adam As selama 500 tahun. Dan selama itu sudah ada tanda-tanda akan dipertemukan. Pada tahun ke-301 Adam As maupun Hawa bermimpi bahwa mereka akan bertemu pada saatnya. Di tahun ke-500 itulah pertama kalinya mereka bertemu di Muzdalifah. Hingga pada pemaknaan padang arafah yang berarti Adam As dan Hawa sudah sangat yakin, mengetahui kesadaran pasti bahwa mereka sejatinya adalah Adam dan Hawa yang dulu pernah singgah di surga. Hingga berpuncak pada makna Rahmah—Jabal Rahmah— yang berarti pertemuan yang diselimuti dengan cinta, kasih, kerinduan, sayang. 

Ada sebuah Gua bernama ‘Gua Jam’an’ yang diyakini sebagai gua dimana Adam As dan Hawa melakukan hubungan biologis, jima’, pertama kalinya.

Allahu ‘alam
01.47 dini hari.