Siapa
aku ini, bagaimana diriku ini, mengapa dengan diriku ini, sehingga dengan
lancang menghimpun emas berlian yang sungguh sangat mungkin tak aku dapatkan.
tidak setara sekali dengan diriku yang penuh dengan kebusukan dan kekotoran.
Aku pandai menghias kebusukan dengan keindahan. Kuhias sedemikian rupa, kuukir
topeng kemunafikanku dengan citra baik yang dibaik-baikkan, citra cerdik yang
di plat dengan kelicikan. Layaknya
serigala berbulu domba, atau mungkin landak yang berbulu badak. sudah landak
ditambah dengan badak pula. Siapa aku ini, manusia kah, atau jangan-jangan
binatang berwajah manusia, atau mungkin sebaliknya manusia yang
berperikebinatangan. lihatlah dirimu itu, akal kau letakkan di telinga, telinga
kau letakkan di hidung, hidung kau cantolkan di antara dua selangkangan,
hati kau putarbalikkan, wajah kau bentuk dengan bentuk yang tidak berbentuk. Tuhan kau anggap manusia, dan
manusia kau anggap Tuhan.
Kau
tidak tahu kemana arah pergi langkah kakimu, kau tidak sanggup mendengarkan
suara yang sejati. Suara keadilan kau poles dengan keterasingan, pantas karena
letak telingamu diapit oleh selangkangan. Yang kau dengar hanya
kenikmatan-kenikmatan syahawatiyah, duniawiyah, dan yah-yah yang lain. Cara berfikirmu sungguh jenius. berfikir
seolah-olah berwacana, padahal kau mencari rencana. Kau buat dirimu seperti
pahlawan, padahal dari belakang kau siap menghantam. Kau berbuat seakan-akan
keihlasan menyetaimu, padahal jauh dihatimu sesuatu ingin kau buru. Ya
Allah..siapa aku ini.
Loyang
disangka emas, emasnya kau buang-buang.
Kau sungguh buta dimana utara dan dimana selatan. Yang barat kau timurkan, dan
yang timur kau barat-baratkan. Yang kecil kau besarkan, yang besar kau
remehkan. Yang penting kau sepelekan, dan yang sepele kau utamakan. Dunia
memang sudah terbalik sekarang, yang waras sesungguhnya gila. Dan yang gila
sesungguhnya tidak tahu kalau dia sebenarnya gila. Dunia ini sudah memasuki
wilayah jadzab, yang para waliyullah sudah kehilangan nikmat ini. Dunia
sudah manunggaling kawulo lan gusti. Syeih siti jenar pun merasa
tersaingi.
Akhirnya
siapa aku ini. Dan aku memutuskan untuk menjadi kadal berbusana bikini. Yang
tak akan makhluk yang menaruh nafsu untuk menggoda, bahkan berfikir untuk
mencabuliku.
Bingung
ya dengan tulisan ini. Memang, anda memang harus bingung. Dan saya sangat
bersyukur jika tulisan ini membuat orang bingung. Mbingungisasi sudah menjadi
makanan kita sehari-hari. Bahkan terhadap Tuhan pun kita juga bingung. Ada
orang yang tahu bahwa dia bingung dan ada orang yang tahu bahwa dia tidak tahu
kalau dirinya sedang bingung. Nah kan, tambah bingung.
Jombang, 25 Juli 2011