Dialog
kebangsaan ini dihadiri oleh tiga narasumber ternama. Dr. Muhtadi Ridwan, Agus
Sunyoto, dan Sutiaji selaku DPRD kota Malang. Agus Sunyoto sejarawan sekaligus
budayawan nasional banyak menyorot Indonesia dari sisi sejarah kejawennya.
Bahwa segala kebrobrokan pemerintah selama ini karena mereka sudah meninggalkan ajaran nenek moyang mereka. Agus Sunyoto
menjelaskan bahwa dulu pada zaman kerajaan tingkat kedudukan structural pemerintah
ketika itu terbagi menjadi empat. Brahmana, kesatria, sudra, tucha, candala.
Brahmana adalah orang-orang sufi, alim, suci yang benar-benar dekat dengan
Tuhan. Mereka adalah orang-orang khusus yang benar-benar terjaga jiwa raganya
dari keduniaan. Orientasi dalam memimpin benar-benar kepada
kesejahteraan, kemakmuran dan kemaslahatan rakyat. Mereka-mereka inilah yang
memimpin kerajaan. Sedangkan sudra, tucha dan candala adalah orang-orang yang
tidak boleh memimpin dan masuk dalam kepemerintahan. Para perampok, rentenir,
pencuri adalah golongan dari orang-orang ini. Nah, Indonesia sekarang sudah
mulai terbalik. Para ksatria dan brahmana bukannya memimpin bangsa, malah
golongan orang-orang sudra, tucha dan candela lah yang mengatur indonesia
saat ini.
Narasumber
yang ketiga adalah Dr. Sutiaji selaku DPRD kota malang. Beliau banyak
memaparkan bangsa indonesia dari banyak hal. dari keteladanan rasul memimpin
umatnya, kepemimpinan sayyidina Umar dalam memimpin masyarakatnya dan
lain-lain.
Dialog
ini dimoderatori oleh sahabat Irham, kader PMII rayon adawiyah fakultas
psikologi Uin Maliki Malang sekaligus wartawan radar malang.
Semoga Indonesia ke depan benar-benar menjadi pemimpin bangsa dari bangsa-bangsa di dunia dengan mahasiswa sebagai penopangnya, dengan aktivis sebagai agen of controlnya. Amin.
Semoga Indonesia ke depan benar-benar menjadi pemimpin bangsa dari bangsa-bangsa di dunia dengan mahasiswa sebagai penopangnya, dengan aktivis sebagai agen of controlnya. Amin.