Semua hanya dagelan belaka. Seluruh gerak dimana kita
melangkah, hanya dagelan. Sekolah, kuliah, kerja, pengembangan karier,
hingga beranak pinak semuanya lagi-lagi adalah dagelan. Atau jangan-jangan
manusia itu sendiri dagelan. Aku tak mengerti. Itu hak preogatif Allah. Kewajibanku
hanyalah menjalankan dan menikmati fasilitas-fasilitas yang sudah diberikan. Menapakai
kekhalifahan di muka bumi. Semampu-mampunya.
Heran, terlihat begitu gegap gempita. Sibuk sana-sini. Menyiapkan paper,
makalah, resuman tugas selama kuliah, presentasi (padahal nggak semua
presentator sinau tentang makalahnya, lha wong ikut urun NIM dan foto kopy). Mengapa
sih seperti itu. mbok ya biasa ajalah. Kalau memang nggak ya nggak, kalau iya
ya iya. Kok repot banget. Mengapa kita tidak menjadi seseorang yang sedang
belajar dengan berbagai kelemahan. Mengapa kita harus sibuk menutupi diri
dengan kemusykilan- kemusykilan. Seorang pebelajar sejati ialah ia rela
dianggap bodoh, goblok, miskin intelektualitas, kurang wawasan walau sesungguhnya
ia cerdas dan ulet. Ia tidak menelanjangi mukanya dengan topeng-topeng kusam. Ia
berdiri tegak dengan kapasitasnya sebagai seorang yang belajar, bukan seorang
yang telah benar-benar final.
UAS di depan mata. Konco-koncoku pada ndlahom, bingung mau
apa dan gimana. UAS adalah prestisiusitas tinggi dimana nilai A, B, C, D adalah
sebuah keniscayaan. Penentu takdir kesuksesan bahwa mahasiswa dengan IP tinggi
merupakan kebanggaan tersendiri. Ah…busuk semuanya. Bukan berarti aku anti
nilai, tetapi lebih pada kesadaran intelek, tanggung jawab moral bahwa itu
hanyalah fiktif. Mahasiswa bukan anak SD. Mahasiswa adalah mahasiswa dengan
pola fikir yang lebih dewasa dan luas.
Intinya, mengapa kita harus stress menghadapi proses. UAS bukan
lagi waktunya belajar, tapi adalah leha-leha, senang-senang dan hura-hura. Belajarnya
sudah kemarin mas bro. UAS tinggal ganyang.kalau tak bisa jawab tinggal karang.
Selesai to.
Untuk teman-temanku yang sedang menghadapi UAS, semoga bisa ngarang
dan lancar. Inilah aku, seperti inilah aku. UAS atau tidak UAS, bagiku sama
saja. Semua hanyalah dagelan belaka.