“bener durung mesthi pener,
salah durung mesthi kalah, becik bisa kuwalik”. Benar
belum tentu tepat, salah belum tentu kalah, baik dapat terbalik.
Ngene lho rek, lek prasaku setiap
kebenaran belum tentu tepat ketika digunakan pada konteks yang berbeda. Misalnya,
ngaji itu baik. Tetapi menjadi buruk ketika kamu ngaji, sedang disebelahmu ada
temanmu meringik sakit gigi.
Sederhana tho.
Kira-kira, siapakah yang paling
didengar Allah? Suaramu yang mengaji ataukah ringikan temanmu yang sakit
gigi?