Alhamdulillah, sampai saat ini aku tidak pernah menawar-nawarkan diri. Apalagi mendaulat bahwa seluruhnya yang aku hasilkan, tidak lain adalah karena jasaku, karena perjuanganku.
Ya Allah, aku berlindung
kepadaMu dari ke-Aku-an, aku berlindung kepadaMu dari kesombongan-kesombongan.
Kesombongan niat, kesombongan perilaku, maupun kesombongan ilmu.
____
Enam sampai tujuh anak sampai
hari ini masih istiqomah mengaji. Mereka nglalar hafalan, duduk tenang,
lisannya tiada henti membaca ayat-ayat, ada keikhlasan dan ketulusan untuk mau
‘dibimbing’, pikirannya kokoh. Mereka sunyi diantara binar-binar keramaian,
mereka anteng.
Mereka dibimbing, tapi tidak
oleh seorang guru. Mereka diajari, disinauni, diijazahi, tapi
tidak oleh seorang Kyai.
Jadi, bertapalah kalian untuk
TuhanMu. Aku Tanya, siapakah yang meniup hatimu, yang mengerakkan lisanmu, yang
mengantarkan kakimu untuk mau nggembol mushaf, untuk tidak terlena oleh
gegap gempitanya kenikmatan dan kemalasan..?
Dan aku bukanlah siapa-siapa.
Aku datang hanya untuk sekedarnya. Sejenak menemani saja, dan esok aku sudah
menghilang entah kemana.