Mengapa perempuan
begitu indah? Karena ia mewakili keindahan Tuhan. Sedang, laki-laki hanya
dititipi ilmu untuk menafsiri keindahan perempuan tersebut.
Apa tafsiranmu
mengenai estetika keindahan yang ada dalam diri perempuan? Dimanakah puncak
keindahan yang kau lihat? Rasa batin yang bagaimanakah tatkala sudah kau cerna
keindahan itu?
Apakah keindahan
yang kau lihat merupakan sebuah cahaya? Ataukah frekuensi nafsu? Ataukah
gelombang rasa yang memuncaki seluruh pengetahuanmu mengenai ciptaan Tuhan?
Desiran hatimu yang
terkuak karena keindahan, yang lalu kau manifestasikan dengan hasrat cinta,
demikiankah keindahan yang kau maksud? Bayangan nakal, lamunan kosong, gerak
hati yang kemudian kau impikan menjadi cita-cita suci, itukah keindahan yang
sebenarnya menurut dirimu?
Setiap detail dari
perempuan yang kau lihat misalnya, dari wajahnya, lentik jarinya, halus
kulitnya, semlohai bodinya, lurus rambutnya, putih kulitnya, dari seluruh
biologisitas fisik perempuan itu, kau sebut keindahan. apakah itu yang kau
maksud?
Atau, kerohanian
yang kau maksud. Kelembutan hatinya, perangainya, halus perasaannya, keibuan
sifatnya, kefemininan jiwanya, benarkan itu yang bernama keindahan, perhatian
tulus dan ikhlasnya terhadap suami dan anak-anaknya, pengorbanan absolutnya
sebagai hamba Tuhan, aha..itukah keindahan yang kau inginkan?
Kau mencari,
menta’wil, segala hal mengenai indah, keindahan, meng-indahkan, sedang kau sendiri
tak tahu sesungguhnya kau sebagai manusia sudah begitu indah.
Di warung-warung
kopi, di cafe-cafe, di lobi-lobi hotel, di rumah sakit, di bisokop, di
pameran-pameran busana, di emperan gang jam 12 malam, dan dimanapun saja, perempuan dengan keeksotikan dan keindahannya
bertaburan tiada habis diterpa era, kurun dan zaman.
Obrolan kaum lelaki
di manapun saja, hampa dan kosong rasanya jika tidak mengusung tema mengenai
perempuan. Haihata, kau disudah diperbudak oleh ‘keindahan’ bisu.
Perempuan yang indah.
Mau mengeskpolitirnya ataukah mengambil hikmahnya?