Ta’lim Qur’an (Ma’anil Kallimat)
____**
Jadilah orang yang mengerti terhadap objek. Banyaknya pengetahuan bukan untuk
menghakimi mereka yang tidak tahu apa-apa. Kitalah yang harus lebih bijak,
lebih tahu. Kita sudah menjadi langit, jangan suruh mereka menjadi langit.
Turunlah ke Bumi untuk menggadeng tangannya, untuk membuatnya lebih mengerti,
untuk mengangkat derajatnya menjadi langit bersama kita. Itulah kebijaksanaan. __Abi
Muslimin__
Masih seputar surat Al-Baqarah,
yang berarti sapi betina. Banyak catatan maupun penjelasan mengapa surat ini
bernama sapi betina, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
“ Ini juga ada kaitannya dengan
kelabilan—dalam konteks nafsu. Artinya, sapi betina adalah sebuah simbolik atas
penggambaran nafu yang sedang labil.
Manusia—yang digambarkan di surat
ini—sesungguhnya terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, manusia yang oleh
Allah disebut Muttaqin. Mereka manusia “jelas”. Ayat 1-5 menjadi legitimasi
atas semua itu. Kedua, kafirin. Kafir itu artinya tertutup, ingkar.
Bukan Allah yang menutup hati, pendengaran, penglihatan, mereka. Jutru karena
perbuatan mereka itulah Allah mengunci segala indra mereka. Terhadap kebaikan,
kebenaran, maupun kemulyaan.
Kafaru itu menutup diri. Ia tahu tentang kebenaran yang sesungguhnya, namun enggan mengikutinya—oleh karena ia iri hati dan benci. Abu Jahal maupun Yahudi sangat tahu kebenaran tentang Muhammad, namun mereka enggan mengakuinya.
Kafaru itu menutup diri. Ia tahu tentang kebenaran yang sesungguhnya, namun enggan mengikutinya—oleh karena ia iri hati dan benci. Abu Jahal maupun Yahudi sangat tahu kebenaran tentang Muhammad, namun mereka enggan mengakuinya.
Maka, memahami ayat tidak boleh
sepotong-potong. Pemahaman yang terpotong-potong dan tidak tuntas, akan
mengakibatkan distorsi pemahaman maupun penafsiran. Ayat satu dengan yang lain
saling berkesinambungan satu sama lain.
Manusia yang ketiga,
adalah mereka yang berada diantara keduanya. Dikatakan kafir iya, disebut
mukmin juga tidak salah. Mereka yang disebut kaum munafikin. Yang paling
banyak disebut, dibahas, dalam Al-Qur’an. Munafik berasal dari nufuk.
Ialah terowong untuk jalan kaki atau orang yang suka membuat terowongan. (Waminannasi
Man Yakulu Amanna Billahi Wabil Yaumil Akhiri Wama Hum Bimukminin).
Catatan-catatan
____** Ibnu
Khaldun membagi negara dengan dua bagian. Negara hadawah, dari akar kata
baduwi ; belum mengerti apa-apa (kasus orang badui kencing di masjid
ketika Nabi melingkar bersama para sahabatnya) dan Negara hadzarah—Negara
berperadaban.
____** Jadilah
orang yang mengerti terhadap objek. Banyaknya pengetahuan bukan untuk
menghakimi mereka yang tidak tahu apa-apa. Kitalah yang harus lebih bijak,
lebih tahu. Kita sudah menjadi langit, jangan suruh mereka menjadi langit.
Turunlah ke Bumi untuk menggadeng tangannya, untuk membuatnya lebih mengerti,
untuk mengangkat derajatnya menjadi langit bersama kita. Itulah kebijaksanaan.
____**Begitu
mudahnya mereka yang mengecap dirinya yang paling benar. Tanpa tahu
sesungguhnya mereka sudah menggeser posisi Tuhan. Menjadi firaun-firaun kecil
tak berpengetahuan. Orang lain disalahkan,dirinya dibenar-benarkan.
___**Allah
turunkan bala’ ketika hari selasa. Maka kita membaca do’a tolak bala’
bukan untuk terjauhkan dari bala’. Dibalik bala ada nikmat, ada rahmad,
ada kebahagiaan “yang tersembunyi”. Kita tak perlu meminta agar selalu
dienyahkan dari bala’. Namun, kesabaran dalam menghadapi bala’ itulah
yang menjadi pijakan dari cara berfikir kita, dalam lelaku kita.
Wallau ‘alam