Sabtu, 01 Februari 2014

Pengarang Syi'ir Tombo Ati



Pengantar 

Isuk Ngaji, Awan Ngaji, Sore Ngaji, Bengi Ngaji, Koyok Bu Nyai Ae. (Ustadz Syafa’at)

Usai ba’da sholat Isya’, sebagaimana jadwal yang ada, Fashohah berjalan seperti biasa. Sebelum Fashahah dimulai, tampak Abi Imam Muslimin ngobrol ringan dengan Ustadz Syafaat. Dan para santri sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti fashahah yang ‘digelar’ setiap dua minggu sekali ini. 

‘Rehatnya’ aktivitas kuliah tidak membuat santri Anshofa berleha-leha dengan semua kegiatan yang ada. Dengan efisiensi waktu yang disepakati, justru santri anshofa mengisi libur kuliah dengan kegiatan yang manfaat, kultual, dan asyik. 

Tampak berbeda dari biasanya, fashahah kali ini Ustadz Syafaa’at memberikan ulasan isi materi yang begitu komprehensif dan historis. Pemaknaan tentang keihklasan, asal usul lirik tombo ati, epistimologi lafadh hawa nafsu, dan mengurai hal-hal yang sifatnya kontekstual. 

Kilas Reportase  

Sebelum mengisi ta’lim, Ustadz Syafaat meminta kepada seluruh santri agar mengingatkan jadwal ta’lim yang beliau isi.
“ Saya tolong diingatkan. Karena beberapa hari yang lalu saya ada acara, dan lupa kalau hari itu adalah jadwal saya bersama kalian. Mbok ada yang jadi Sie Peng-sms gitu lho “ ujar beliau sambil mencairkan suasana disambut tawa para santri. 

Pemaknaan Ikhlas

Syirik Ashgar adalah syirik kecil. Kalau riya’ adalah tidak melakukan sesuatu kebaikan karena khawatir dipuji/riya’

Orang yang ikhlas adlah dimana semua gerakannya, diamnya, aktivitasnya, ada atau tidak ada orang lain, ia melakukannya hanya karena Allah semata. Nderes misalnya, ada orang dan tidak ada orang, ia tetap nderes, kuliah libur atau masuk, ia pun juga tetap nderes. Hadirnya manusia tidak membawa pengaruh apa-apa dalam dirinya, karena semua yang berpegaruh dalam dirinya hanyalah kepada Allah, untuk Allah. 

Bahkan dalam definisi yang radikal, jika orang sudah mampu menyamakan antara cacian dengan pujian, sesungguh demikianlah tingkatan ikhlas yang paling tinggi. Dicaci dan dipuji bagaimanapun ia melakukan segala hal, jika menurut pandangan Allah itu baik, ia tetap berpegang teguh dengan apa yang ia lakukan itu. 

Pengertian hawa nafsu 

Nafsu adalah melakukan sesuatu untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hawa adalah melakukan sesuatu yang nikmat—yang dalam bahasa modern disebut hedonisme. Maka, hawa nafsu adalah menghalalkan sesuatu apapun, kepentingan apapun, yang berorientasi untuk kenikmatan dirinya sendiri. Itulah Hedonisme, aliran kenikmatan. Ia akan melakukan apapun jika semua itu menguntungkan dirinya. Suruh berjuang, ia tidak mau. Suruh berkorban, ia enggan. 

Sari’ As-Tsaqofi adalah guru dari Imam Junaid Al-Bagdadi. Sari’ As-Tsaqofi pada suatu ketika pernah bersyukur kepada Allah karena gledaknya terselamatkan dari kebakaran, sedang gledak orang-orang disekitar Sari’ As-Tsaqofi musnah terbakar. Dalam syukurnya Sari’ As-Tsaqofi mengucapkan Hamdalah. Dan ketika malamnya beliau bermimpi bertemu entah dengan Rasulullah atau sahabat Rasulullah sendiri (beliau tidak memastikan) dan dimarahi habis-habisan. 

“ Kamu adalah orang yang paling alim, paling santri, paling tinggi ilmunya, diantara orang-orang yang ada di pasar.  Tapi kenapa kamu masih sempat-sempatnya bersyukur atas kenikmatanmu sendiri ditengah-tengah penderitaan orang lain, mestinya kamu ikut susah dan menangis kepada Allah, mengapa orang lain susah dan hanya saya sendiri yang tidak susah “ 

Sejak itulah beliau bertaubat selama empat puluh tahun, hanya karena mensyukuri nikmatnya sendiri. Bukankah orang hebat adalah mereka yang memikirkan nasib orang lain, bukan memikirkan nasib dirinya sendiri. 

Berbekal pengalaman yang serupa, Ustadz Syafa’at juga menuturkan pernah bermimpi dimarahi gurunya karena kelalaian beliau dalam menjaga Al-Qur’an. 

Tentang Tombo Ati

Imam Al-Khusyairi (pengarang kitab Ar-Risalah AL-Khusyairiyyah) meng-copy righ ungkapan Syeikh Ali AL-Khawwas tentang dawaul qolbi khomsatun, yang kita sebut dengan tombo ati ada lima. Menurut beliau, justru yang mengarang tombo ati bukanlah orang Indonesia, indikasinya adalah karena penjelasan dan syair tombo ati itu sendiri persis ada di dalam penjelasan kitab Syeikh Ali AL-Khawwas tersebut.