Rek, tak kandani yo. Iki asli. Pak Tua
sing biasane teko ben isuk lan sore nggolek sak jumput-rong jumput kopi karo
rokok iku pancen wali. Haha. Wes tah percoyo ae. Percoyo gak percoyo poko’e
ngene iki.
Pinter-pinterlah
bersyukur kepada Allah tentang apa-apa yang sudah Allah kasih kepada kita.
Tidak hanya terbatas pada skala luas menyangkut lingkup materi, wadag, yang
kadang-kadang aku banyak terjebak disini. Struktur materi kan banyak. Ia bisa
terpola pada satu kesatuan wujud harta benda, maupun cara pandang tentang harta
benda itu sendiri—materialistik.
“ lho
emang kita gak boleh materialistik ya, itu satu ilmu yang diberikan Tuhan agar
kamu bisa mengolah harta Bung “
“ Ndak
gitu juga maksudku Bang “
“ Lha
terus. Mbok jangan nemen-nemen menghimpit dan mencerca dunia (baca,- harta),
lha wong kamu sendiri adalah bagian dari dunia itu sendiri “
“ Aku
ndak mempersoalkan bentuk padatan dari dunia itu Bang. Yang kuprotes adalah
cara pandang keliru dari adanya dunia itu sendiri. Lha kita kan khalifah.
Mestinya, derajat kita adalah diatas dunia, bukan kita yang’ndilati pantatnya’
dunia.
“ Kamu
sudah mulai ber-silat lidah “
“
Berfilsafat Bang “
“ Yo
wes. Di udud dulu trubusnya, ben encer “
Dengan
analogi sederhana, uang adalah materi. Sedang nilai dari materi adalah ya
materi. Ia tidak bermakna apa-apa, ia hanya sebuah kausalitas kecil dari proses
berputarnya transaksi antar manusia—dalam konteks ekonomi. Maka, agar materi
tidak hanya bernilai sebagai materi ia harus diolah, disublim, ‘dimanipulir’
agar menjadi energi. Kita infak, shodaqoh, nguruni, nombo’i duit untuk
beli lampu, konsumsi, dan lain sebagainya. Maka ada dialetika ‘harmonis’ antara
materi dengan rohani. Disitulah anda akan mulai belajar arti ketulusan,
keikhlasan, kerelaan, kemauan untuk berkorban, aweh dengan sesama.
Secara perlahan, diam-diam—disadari atau tidak—derajat kemanusiaan kita naik
beberapa tahap. Dan jangan lupa, Tuhan tersenyum sama kita.
Jika
pelan-pelan kita bisa mengolah materi sedemikian rupa menjadi energi, maka
energi itu pun secara bertahap akan menjadi cahaya. Semua lelaku, tindak
tanduk, riuh rendah pergulatan hidup, cara bergaul dengan teman, memompa
semangat untuk terus bangkit dan apapun saja cahaya Allah senantiasa murup
di hati, akal, dan karakter anda.
Aku
tak mengerti apa-apa soal bisnis dan cara menghitung materi. Maka,
kubesar-besarkan hatiku dengan hitung-hitungan tak rasional seperti ini.
“ Wes
yo sinaune “ Pak Tua mau berpamitan pergi
“ Wah,
sek to Pak, kulo tasek wonten permasalahan niki “ Aku mencoba menahannya
“
Sesok ketemu maneh. Tak duduhi asal muasale kopi iku teko ndi “ Pak Tua
ngeloyor pergi.
“ Pak..Pak...
Njenengan niku pancen mboten saras nopo “ teriakku sambil berlari menyongsong
beliau
Dan
Pak Tua seperti berjalan begitu cepat dan menghilang begitu saja.
Anshofa,
03/01/2014