Oleh : Adenovit Rachmawan
Aku berjalan
tertunduk lesu di bawah gerimis kencang saat itu. berjalan dengan membawa
keresahan luar biasa saat semua yang aku impikan gagal begitu saja di hari itu.
aku mengutuk semua yang ada, mengutuk diriku sendiri, usahaku, waktuku, bahkan
aku lantang berkata bahwa Tuhan sudah tak adil pada diriku. Kalut yang berujung
pada tak bisa menerima dengan segala hal yang ada. aku hanya merunduk saja,
membiarkan kepalaku dihujam rintik air gerimis. “Hantam saja”, gumamku waktu
itu.
Seolah sebuah antitesa luar
biasa, dibawah langit suram saat aku berjalan sambil komat-kamit yang berisikan
umpatan yang tak henti, aku melihat sesuatu yang kemudian membuatku tertegun,
berhenti dalam melangkah dan terisak malu bercampur kagum. Di sebuah lorong,
jalan menuju tempat aku pulang, dibalik jendela yang sedikit tertutup tirai,
aku melilhat seorang yang aku sendiri mengira adalah malaikat pembawa kabar
gembira. Badanku mendadak kaku. Hanya ingin melihat sejenak saja pada dia, saat
itu. dibalik jendela itu ada seorang gadis yang sedang mengaji merdu, sedang
adiknya yang berada dalam pangkuannya serius menyimaknya dengan seksama. Aku
tak menyangka, di dunia yang serba carut marut ini, masih ada panorama seindah
ini. aku kira, di dunia ini dimana saat hujan semua sedang berlomba mencipta
puisi, ini ada seorang yang dengan tenang membaca dengan indahnya. Gadis itu
tiba-tiba melihatku, dan aku pun meluncur cepat meninggalkan tempatku berpijak.
Aku tak sadar, bahwa bibirku yang sedari tadi mengumpat, kini terdiam dan berujung
pada sebuah senyuman yang melegakan setiap orang yang melihatku.
Sejak saat itu, aku menyadari
tentang sesuatu. Bahwa kesederhanaan dan apa adanya akan membawa sebuah
keberhasilan dan kebahagiaan yang ternikmat, bahkan melebihi apa yang kita
impikan. Jika impian itu hanya membuamu semakin jauh dengan hadirnya Tuhan,
maka tak ada alasan untuk segera introspeksi diri dan sejenak mencari jeda
untuk semakin memantapkan langkah langkah kita selanjutnya. Visi dan misi tak
hanya ada di organisasi hidup juga harus punya visi dan misi. Visi misi
hidupku, hidup bermanfaat, berbarokah, dan khusnul khotimah. Selalu mencoba
mendekat pada kasih kanjeng Nabi dan pengeran Gusti.