Minggu, 19 April 2015

#Renung Senja 25

Jadi, ada orang yang diingatkandengan kata-kata ia bangun, ia bangkit. Kadar kesanggupannya untuk merasa peka dan ngroso berada pada alam pendengaran dimana ia sanggup bergerak hanya dengan kata dan kalimat.

Ada orang yang ia harus diingatkan dengan uswatunhasanah. Cukup kita member contoh kongkrit, bergerak mengerjakan sesuatu, kerjakeras, maka lahirlah pepatah banyak bekerja sedikit bicara. Model manusia seperti ini akan banyak memberikan produktivitas positif disbanding dengan hanya koar-koar, berteriak, ceramah, tapi tak satupun yang ia ceramahkan pernah dilakukan.  

Ada orang yang memang harus diajak. Karena ia butuh kepemimpinan dan keorganisasian. Ia bergerak dan bekerja atas dasar pembagian tugas, jadwal yang teratur, management yang tertata, konsep serta struktur dimana perjanjian kolektif antar manusia bisa terjalin.
Ada orang yang benar-benar peka. Ia ngroso, hatinya lembut, kadar kesadarannya tinggi. Maka, ia tidak butuh management, ia tak begitu taat dengan peraturan, karena dirinya sendiri mampu mengatur, bisa bergerak dengan kepekaan, berjuang dengan kesadaran.

Begitu kompleknya macam-macam manusia beserta kepekaannya.

“ Lha..iyo ta? Kok gak eruh aku..”

“ Iya mas, coba lihat facebook, ada statusnya kok “

Lha rumangsamu opoyo bendino mbuka’ Facebook aku “Semua tertawa


Di Pesantren kecil ini, kami sangat dewasa. Seluruh rasan-rasan, cemohan, misuh, mutung, dan apapunsaja, didasar atas cinta dan kasih sayang.