Jadi,
ada orang yang diingatkandengan kata-kata ia bangun, ia bangkit. Kadar
kesanggupannya untuk merasa peka dan ngroso
berada pada alam pendengaran dimana ia sanggup bergerak hanya dengan kata
dan kalimat.
Ada
orang yang ia harus diingatkan dengan uswatunhasanah.
Cukup kita member contoh kongkrit, bergerak mengerjakan sesuatu, kerjakeras,
maka lahirlah pepatah banyak bekerja sedikit bicara. Model manusia seperti ini akan
banyak memberikan produktivitas positif disbanding dengan hanya koar-koar, berteriak, ceramah, tapi tak satupun
yang ia ceramahkan pernah dilakukan.
Ada orang yang memang harus diajak. Karena ia butuh kepemimpinan dan keorganisasian. Ia bergerak dan bekerja atas dasar pembagian tugas, jadwal yang teratur, management yang tertata, konsep serta struktur dimana perjanjian kolektif antar manusia bisa terjalin.
Ada
orang yang benar-benar peka. Ia ngroso, hatinya
lembut, kadar kesadarannya tinggi. Maka, ia tidak butuh management, ia tak begitu
taat dengan peraturan, karena dirinya sendiri mampu mengatur, bisa bergerak dengan
kepekaan, berjuang dengan kesadaran.
Begitu kompleknya macam-macam
manusia beserta kepekaannya.
“ Lha..iyo ta? Kok gak eruh aku..”
“ Iya mas, coba lihat facebook,
ada statusnya kok “
“ Lha rumangsamu opoyo bendino mbuka’ Facebook aku “Semua tertawa
Di Pesantren kecil ini,
kami sangat dewasa. Seluruh rasan-rasan,
cemohan, misuh, mutung, dan apapunsaja, didasar atas cinta dan kasih sayang.