Reportase ta’lim Rowa’iul Bayan / 29 oktber 2013
Ta’lim yang diasuh oleh
Pengasuh pondok pesantren Anshofa KH. Imam Muslimin ini disamping mengkaji ma’anil
kalimat, juga dikompatibelkan dengan hal-hal yang menyangkut kehidupan
sehari-hari yang menyangkut berbagai hal. Yang bersifat ubudiyah maupun sosial.
Mengkaji tentang surat
Al-Baqarah yang dimulai dari makna Al-Baqarah itu sendiri. Al-Baqarah yang
berarti sapi betina. Secara kinayah Al-Baqarah adalah sapi betina yang siap ‘dibraeni’.
Sapi yang siap didatangi sapi jantan untuk melakukan hasrat kebiologisannya
sebagai makhluk hidup lainya. Seperti halnya kambing, kucing dan yang lainnya.
Ada yang menarik dari hasrat
‘seksual’ dari seekor kucing. Mengapa semua orang harus tahu, paling tidak
selalu ‘titen’ ketika ada kucing yang sedang ‘berhasrat’? ini bisa dilacak pada
bulan-bulan kolomongso. Yaitu di awal
bulan September hingga Oktober. ‘auman’ kucing menggema dimana-mana. Dan semua
orang mafhum bahwa pada bulan-bulan itu, kucing menyalurkan hasrat ‘seksualnya’
di mana-mana. Di setiap tempat dan kesempatan.
Ada sebuah riwayat Isro’iliyat
bahwa ketika semua manusia dan binatang diselamatkan di kapalnya Nabi Nuh, ada
perjanjian bahwa semua yang ada di kapal dilarang bersenggama. Untuk sebuah
alasan keselamatan agar kapal tidak oleng karena bertambahnya manusia atau
bianatang yang dilahirkan dari hubungan biologis itu.
Agaknya, perjanjian itu
tidak diindahkan oleh anjing. Dengan diam-diam anjing melakukan hubungan
biologis tanpa sepengetahuan Nabiyullah Nuh As. Dan hubungan itu tidak sekali
dua kali, tapi berkali-kali hingga suatu hari tanpa sengaja seekor kucing
mengetahui kejadian itu. Berulang kali kucing mendapati anjing selalu melakukan
‘seksual’. Bukan tidak berarti anjing tidak sadar, namun entah apa yang menjadi
sebab semua itu. Anjing sudah diam-diam bersembunyi untuk berhasrat dan sedemikian
rupa kucing selalu mengetahui itu.
Keduanya memendam beban
perasaan yang sama namun berbeda. Kucing tidak berani melaporkan kejadian itu
kepada Nabi Nuh dan ia merasa berdosa karena Nabi Nuh memerintahkan untuk
melapor jika ada perjanjian yang dilanggar. Berbanding terbalik dengan anjing. Anjing
merasa kikuk, risih, karena
perbuatannya selalu diketahui kucing. Hingga anjing berdo’a agar Allah
memberikan kesempatan setiap makhluk mengetahui dengan gamblang ketika kucing
sedang melakukan hubungan ‘seksual’. Do’a anjing dikabulkan. Maka, riuh rendah
suara kucing selalu kita dengar jika kucing melakukan hubungan intim.
Surat Al-Baqarah ayat 1-20
menggambarkan tingkat klasifikasi masyarakat. Secara global, tingkat masyarakat
sesungguhnya terbagi menjadi dua pola. Pola yang jelas dan tidak jelas. Secara rinci,
kejelasan dan ketidakjelasan akan ter-embrio menjadi tiga tingkat
klasifikasikal. Tingkat pertama adalah Muttaqin. Kedua Kafirin. Dan ketiga
Munafikin. Ketiga-tiganya mempunyai terminologi berbeda-beda menurut teori
sosialnya, cara berfikirnya, dan polah tingkah lakunya.
*Catatan pinggir
__ Iman itu terbagi lebih dari tujuh puluh cabang. Tingkat iman yang
paling tinggi adalah tauhid. Pengesaan Allah. Ada tauhid Rububiyah, Wahidiyyah
dan lain-lain. Tingkat iman yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu
yang menyakitkan di jalan__
__
Semakin pandai seseorang, semakin pula ia pandai membaca isyarat. Isyarat tentang
dirinya, tentang kehidupannya___
__
Allah tidak akan marah jika seandainya kita menghinanya, mempersekutukannya,
mengolok-oloknya. Kebesaran Allah tidak runtuh dengan semua itu. Allah justru
marah jika kita menghina Tuhan orang, yang sesungguhnya kita tak pernah tahu
apakah orang itu akan selalu mempersekutukan Allah seumur hidupnya atau justru
malah ditakdirkan menjadi kekasihNya__
__
Ada satu teori tentang waktu. Tidak ada masa kemarin ataupun besok. Yang ada
adalah masa sekarang. Apa yang akan kita alami besok adalah manifestasi dari
apa yang kita lakukan sekarang. Berfikirlah untuk masa sekarang___
Allahu ‘alam.