Terserah apapun caranya, memakai nilai filosofi ke-malaikatan
bahkan konspirasi licik ke-Iblisan pun tidak menjadi masalah. Paling tidak
untuk menemukan hakikat ruh, nilai spiritual untuk menuju puncak
ilahiyah—“bertemu” dengan Tuhan.
Ana inda dzonni abdi bi. Aku menuruti apa yang diprasangkakan
hambaKu. Allah begitu detail membaca sifat ketidakfahaman kita terhadap kehadiranNya
di segala segmen hidup kita. Allah menghadirkan diriNya, sifatNya, dalam bentuk
ayat-ayat tertampang jelas di segala aktifitas anda. Anda melihat bebatuan dan
gunung-gunung yang terhampar, anda merasakan angin yang berhembus, dan apapun
saja sesungguhnya ruh Allah sedang bersemayam disana. Jika anda belum bisa
merasakan kehadiran Allah dalam ayat-ayat qauliyahNya, paling tidak anda
benar-benar-benar ngroso, ngogoh sukma untuk menemukan Allah didalam ayat-ayat
kauniyahNya.
Ana Ana inda dzonni abdi bi. Aku menuruti apa yang diprasangkakan
hambaKu. Sejauh potret perjalanan manusia, anda juga termasuk saya belum pernah
ngajak rembukan Tuhan untuk selalu ikut andil menentukan langkah, bertanya pun
kita ogah. Tuhan merasa dinomor duakan, cemburulah Dia. Barangkali, anda begitu
mudah memetakan jalan, target-terget beberapa tahun kedepan untuk menjadi apa,
berkarier dimana, beristri dan beranak berapa, mau istri yang kayak atau model
gimana de el el. Sangat mudah menulis scedhule tatanan hidup, berani menentukan
lelakuning urip tanpa bertanya pada Tuhan sesunguhnya Tuhan mau menjadikan anda
menjadi apa dan harus bagaimana.
Ana Ana inda dzonni abdi bi. Aku menuruti apa yang diprasangkakan
hambaKu. Anda tidak bisa menghendaki, memacu diri untuk benar-benar bisa
ajer-ajer dengan Tuhan. Lha kowe iku sopo, nabi yo ora. Sejauh yang anda
mampu adalah hanya bisa khusnudzon, berbaik sangka, menata hati bahwa Tuhan
benar-benar hadir, bersemayam dalam anatomi tubuh anda, dalam sirrul haq
yang tersimpan jauh didasar hakikat diri anda sebagai manusia.
Ana Ana inda dzonni abdi bi. Aku menuruti apa yang diprasangkakan
hambaKu. Perempuan itu makhluk “nggak jelas”. Ketidakjelasan dia sebagai
makhluk menimbulkan berbagai macam interpretasi yang bermacam-macam. Tidak
sesederhana menilai perempuan sejauh yang anda nilai hanya erotisitas,
biologisitas, seksualitasnya saja. Lebih dari itu. Perempuan menyimpan
kekuaatan supranatural yang tidak bisa dijangkau, dia punya kans untuk
mempertemukan anda dengan Tuhan. Paling tidak, dengan simulasi “nakal” kita
sebagai hamba yang benar-benar ingin menyatu dengan dzatNya.
Tuhan bersemayam dalam kecantikan perempuan. Tuhan menyapa anda
dalam kelembutan hati perempuan. Tuhan nyawiji disetiap gerak eksotisnya
(red,-perempuan), dikedipan kedua matanya, dalam kehalusan kulit dan cara
bicaranya, Tuhan menyimpan rahasia dalam kemanjaan diri seorang perempuan,
Tuhan merasa tersakiti jika anda menyakiti perempuan begitu juga Tuhan akan
tersenyum jika anda memanjakan perempuan.
Khusus untuk point ‘Tuhan bersemayam dalam kecantikan perempuan’,
aku benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Puncak nilai dari kecantikan adalah
keindahan. Jika anda merasa grrrrrrrrr dengan melihat wanita, perempuan cantik,
maka puncak perasaaan apa yang anda alami ketika anda merasakan kehadiran Tuhan
sebagaimana anda melihat kecantikan perempuan.
Aku merasa Tuhan hadir di kecantikan Neng Rumanah binti H. Muhyidin
(Sinetron,-tukang bubur naik haji)— menyapa dalam kecantikan mbak-mabk Polwan,
menggoda dalam kecantikan mbak-mbak Pramugari dan mengenalkan diriNya
pada kecantikan perempuan yang aku memanggilnya May.