.Setiap
manusia mempunyai estetika bahasa ketika mereka ingin atau akan mengucapkan
sebuah kalimat ‘mendalam'. Kalimat
yang dirasa mempunyai pola rasa, pola pengalaman pribadi yang tak bisa diungkap
dengan bahasa biasa. ia menggambarkan keteduhan jiwa, kedalaman makna, dan
hakikat subtansi dimana mereka sendiri yang bisa memahami. Bahasa atau kalimat
seperti itu biasanya kita menyebutnya puisi. Ada
banyak macam puisi dengan berbagai spektrumnya.
Salah satunya adalah puisi
berantai. Puisi berantai ini tidak bisa difahami dengan satu paragraph dimana
satu makna dengan yang lain saling berkaitan. Puisi berantai tidak. ia lebih
kepada penggabungan isi, diksi, metafora yang jauh berbeda dan kontradiksi satu
sama lain. misal bagaimana empat tema beragam bisa menyatu dalam satu
pementasan pembacaan. Katakanlah empat tema beragam—komedi ( telur ayam dan
tahi burung), perjuangan, dan cinta—bisa tersampaikan dengan alur yang sistemik
tanpa kehilangan subtansi makna yang terkandung. Akhirnya, semua penyair tidak
kehilangan pesan puisnya.
|
Penyair ' tahi-tahi burung' (Evi) |
|
|
|
Aku
lebih menyebutnya pada puisi komedi. Jempol buat Mbak Anjanis (penyair
‘telur-telur ayam), Evi (penyair ‘tahi-tahi burung’), Didin (penyair ‘bahaya
rokok), Anis Khairuna (penyair ‘perjuangan’) dan Handrini (penyair ‘cinta’).
Semakin hidup tatkala penari banyuwangi (Riska) membawakan tarian dengan
syair-syair yang lembut, indah. Tetap berkarya dan berkarya. Salah seorang
penyair mendapat applous standing dari penonton—evi penyair ‘tahi-tahi
burung’—yang mengocok perut dan membuat suasana pementasan hidup.
Retorika
dan mimic wajah ketika mengucap ‘tahi’ benar-benar menjiwa, mendalam, dan
terukur. Sehingga kata yang secara kebudayaan dianggap ‘kotor’ mampu membalik
kekotoran itu menjadi kata yang ‘hidup’, tidak ‘sakral’ dan tidak tereduksi.
Anda bisa membayangkan bagaimana mimik wajah Evi ketika mengucapkan kata itu.
mantap sekali.Praktis, grrrrrrrrr semua tertawa dan terpingkal. Hampir semua apresiasi seni ini dilatarbelakangi dengan berbagai macam peran serta karakter yang berbeda.
|
Handrini sebagai Penyair 'cinta' ( paling kanan) |
Ada gelagat yang tidak bisa dipungkiri bahwa dengan ada keterbukaan seni, parodi, teater, debat, diskusi, termasuk puisi akan menambah ikatan batin dimana semua orang akan terlihat jati dirinya, sifatnya, cara berfikirnya, kepribadiaanya bahkan potensi terpendam dimana Tuhan menitipkan pada setiap insan. Teman-teman putra bahkan kaget kalau Evi--yang dianggap pendiam--ternyata bisa 'menjingkrakkan' (hehe ) tawa.
|
Para penyair sedang ber-action |
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai
berikut :Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap
penting. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara
tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah
mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya. Tekanan tempo
yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata. Terlepas dari itu semua, teori hanyalah baju pelengkap dari sebuah kemauan, semangat, ke-telatenan. Action dulu, keilmuan yang bersifat teoritis belakangan. Dunia adalah milik pekerja, bukan pemikir. Berani mementaskan diri untuk berpuisi bukan hanya berani membuat teori-teori puisi yang bisu dan kaku.
Ada
banyak hal sesungguhnya dalam hidup ini. Musik, teater, puisi,
spiritualitas, sosial, budaya, pendidikan dengan segala aksentuasinya
masing-masing. Termasuk hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi
sebagai berikut: Ketepatan ekspresi/mimik.Ekpresi adalah pernyataan perasaan
hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka. Kinesik yaitu gerak anggota
tubuh. Kejelasan artikulasi. Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata-
kata. Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya. Irama puisi
artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara. Intonasi atau
lagu suara.
Tapi
pada dasarnya, setiap manusia punya kehendak untuk mengungkapkan segala
perasaannya. Dengan jalan, metoda, apapun saja--termasuk berpuisi untuk selalu
menemukan hakikat potensi yang dititipkan Tuhan padanya. Sugeng mikaryo.
|
Penyair 'Perjuangan' dan 'bahaya tembakau' |
|
Mbak Re membawakan syair 'telur-telur ayamnya' |
| |
| |
| |
| | |
|